DAKWAH PLURALIS, ALTERNATIF DERADIKALISASI ISLAM
Untuk
kesekian kali masyarakat Indonesia dikagetkan dengan aksi dan upaya terorisme
dengan adanya penembakan terhadap anggota kepolisian di solo dan peristiwa meledaknya
‘bom’ yang direncanakan diledakkkan di Mako Brimob Kwitang yang kemudian
ternyata diketahui sudah disiapkan banyak pengantin untuk rencana teror yang
terorganisir. Hebatnya hal ini lagi-lagi terkait dengan kelompok islam yang
tentunya menambah corengan hitam di wajah islam Indonesia dan dunia.
Indonesia
dan islam memang tidak bisa dipisahkan, karena islam adalah bagian terbesar di
Indonesia. Dan karena hal itu juga maka kebanyakan masalah di Indonesia
ditimbulkan dan dilakukan oleh orang islam, meski sebenarnya hal ini memang
tidak melulu soal jumlah, karena hampir kebanyakan pelaku terorisme adalah
hanya kelompok kecil dari islam Indonesia mengingat NU dan Muhammadiyah sebagai dua kelompok besar
Islam Indonesia selalu terdepan dalam mewacanakan dan memasyarakatkan Islam
yang ramah melihat aksi dan upaya dua kelompok tersebut dalam melawan dan
meredam pemikiran dan aksi kelompok keras islam.
Banyak
rumor beredar, pemerintah melalui BNPT mewacanakan dilaksanakannya ‘Sertifikasi
Ulama’ untuk memetakan dan mengetahui ideologi dan pemikiran ulama tentang
islam sehingga bisa menjadi upaya deradikalisasi pemikiran dan keislaman
sehingga diharapkan menjadi senjata utama dalam memerangi terorisme meski
kemudian adanya wacana itu dibantah oleh kepala BNPT Ansyaad Mbai setelah ormas
islam seperti NU dan Muhammadiyah pun tidak merespon baik adanya wacana itu.
Memang,
hampir kesemuaan aksi terorisme yang terjadi berakar dan bermula dari pemikiran dan pemahaman Islam yang melahirkan gerakan islam radikal. Istilah radikalisme sendiri berasal dari
bahasa latin radix, yang artinya akar, pangkal dan bagian bawah, atau
bisa juga secara menyeluruh, habis-habisan dan amat keras untuk menuntut
perubahan. sedangkan secara terminology seperti dalam
Kamus Bahasa Indonesia adalah aliran atau faham yang radikal terhadap tatanan politik; paham
atau aliran yang menuntut perubahan sosial dan politik dalam suatu negara
secara keras. Gerakan radikalisme yang muncul di Indonesia sendiri disebutkan
oleh banyak pakar sebagian besar berangkat dari ketidak puasan dan adanya
keinginan untuk menjadikan atau menerapkan syariat Islam di Indonesia, bagi
mereka, terjadinya ketidakadilan, banyaknya korupsi, krisis yang berkepanjangan
adalah akibat dari tidak diterapkannya syariat Islam.
Sebenarnya,
ada hal penting yang perlu dikaji dalam perkembangan gerakan radikal islam. Hal
itu adalah adanya keyakinan ‘kebenaran pemikiran dan pemahaman kelompok’ dalam
beragama yang berawal dari upaya pemahaman dan penerapan syariat yang
terkandung dalam Al Qur’an dan Al Hadits, apalagi menyangkut jihad dan
penerapan syariat islam di Negara yang berasaskan Pancasila. Keyakinan ini
membuat mereka menafikan dan mengenyampingkan semua pemahaman lain di luar
kelompok mereka sehingga kemudian kelompok yang tidak sepaham dengan mereka
dianggap sebagai kelompok kafir yang harus dilawan dan dimusnahkan sehingga pemerintah
pun dianggap sebagai bughat. Dalam titik-titik semacam ini, tentu akan mudah
sekali terjadi percikan-percikan kecil pertikaian antar kelompok di islam
sendiri atau dengan kelompok di luar islam yang kemudian bisa dipastikan akan
terus membesar menjadi tidak terkendali.
Jika
melihat hal itu, sebenarnya pemerintah harus bisa mendekati kelompok-kelompok
islam untuk membicarakan dan menegaskan kembali pentingnya menerima dan
menghormati perbedaan pendapat dan keyakinan dalam beragama. Apalagi mengingat
mereka sangat menjunjung tinggi terhadap semua ajaran islam yang nyata-nyata
ada dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
Sebagai
perwujudan keberagamaan dan upaya menjaga citra islam yang anti kekerasan,
semua umat islam pun harus mengembangkan dan menumbuhkan kembali sikap menghormati
dan menerima perbedaan pendapat karena hal ini yang akan menjadi cikal bakal
Islam yang tidak kaku dan jauh dari sikap kekerasan.
Nah,
dakwah pluralis yang dimaknai sebagai dakwah yang bersih dari egoisme pendapat
dan keyakinan kelompok dengan menyampaikan keragaman pendapat dalam suatu poin
permasalahan dengan memperhatikan banyak teks Al Qur’an dan Al Hadits, bisa
menjadi ujung tombak dalam menata umat dan membuang kesempatan pada kelompok
(terlanjur) radikal untuk bergerak dan meregenerasi kelompok mereka. Diterima
atau tidak, toh kenyataan banyaknya aksi radikalisme yang berwujud aksi
terorisme sekarang juga lebih diakibatkan egoisme berpendapat yang berakhir
dengan pemaksaan sekelompok islam agar
semua umat islam mengakui dan menjalankan pendapat serta keyakinan mereka
khusunya dalam masalah jihad dan penerapan ideologi dan syariat islam di Negara
yang berideologi Pancasila.
Mau belanja barang Online? Semua ada Di Lazada.co.id dan bisa bayar setelah barang diantar. Klik di bawah ya... Bayarnya sama tapi ngasih saya penghasilan.
Get notifications from this blog