√ DAKWAH PLURALIS, ALTERNATIF DERADIKALISASI ISLAM - KANG INU



Selasa, 25 September 2012

DAKWAH PLURALIS, ALTERNATIF DERADIKALISASI ISLAM


Untuk kesekian kali masyarakat Indonesia dikagetkan dengan aksi dan upaya terorisme dengan adanya penembakan terhadap anggota kepolisian di solo dan peristiwa meledaknya ‘bom’ yang direncanakan diledakkkan di Mako Brimob Kwitang yang kemudian ternyata diketahui sudah disiapkan banyak pengantin untuk rencana teror yang terorganisir. Hebatnya hal ini lagi-lagi terkait dengan kelompok islam yang tentunya menambah corengan hitam di wajah islam Indonesia dan dunia.
Indonesia dan islam memang tidak bisa dipisahkan, karena islam adalah bagian terbesar di Indonesia. Dan karena hal itu juga maka kebanyakan masalah di Indonesia ditimbulkan dan dilakukan oleh orang islam, meski sebenarnya hal ini memang tidak melulu soal jumlah, karena hampir kebanyakan pelaku terorisme adalah hanya kelompok kecil dari islam Indonesia mengingat  NU dan Muhammadiyah sebagai dua kelompok besar Islam Indonesia selalu terdepan dalam mewacanakan dan memasyarakatkan Islam yang ramah melihat aksi dan upaya dua kelompok tersebut dalam melawan dan meredam pemikiran dan aksi kelompok keras islam.

Banyak rumor beredar, pemerintah melalui BNPT mewacanakan dilaksanakannya ‘Sertifikasi Ulama’ untuk memetakan dan mengetahui ideologi dan pemikiran ulama tentang islam sehingga bisa menjadi upaya deradikalisasi pemikiran dan keislaman sehingga diharapkan menjadi senjata utama dalam memerangi terorisme meski kemudian adanya wacana itu dibantah oleh kepala BNPT Ansyaad Mbai setelah ormas islam seperti NU dan Muhammadiyah pun tidak merespon baik adanya wacana itu.
Memang, hampir kesemuaan aksi terorisme yang terjadi berakar dan bermula dari  pemikiran dan pemahaman Islam  yang melahirkan gerakan islam radikal. Istilah radikalisme sendiri berasal dari bahasa latin radix, yang artinya akar, pangkal dan bagian bawah, atau bisa juga secara menyeluruh, habis-habisan dan amat keras untuk menuntut perubahan. sedangkan secara terminology seperti dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah aliran atau faham yang radikal terhadap tatanan politik; paham atau aliran yang menuntut perubahan sosial dan politik dalam suatu negara secara keras. Gerakan radikalisme yang muncul di Indonesia sendiri disebutkan oleh banyak pakar sebagian besar berangkat dari ketidak puasan dan adanya keinginan untuk menjadikan atau menerapkan syariat Islam di Indonesia, bagi mereka, terjadinya ketidakadilan, banyaknya korupsi, krisis yang berkepanjangan adalah akibat dari tidak diterapkannya syariat Islam.
Sebenarnya, ada hal penting yang perlu dikaji dalam perkembangan gerakan radikal islam. Hal itu adalah adanya keyakinan ‘kebenaran pemikiran dan pemahaman kelompok’ dalam beragama yang berawal dari upaya pemahaman dan penerapan syariat yang terkandung dalam Al Qur’an dan Al Hadits, apalagi menyangkut jihad dan penerapan syariat islam di Negara yang berasaskan Pancasila. Keyakinan ini membuat mereka menafikan dan mengenyampingkan semua pemahaman lain di luar kelompok mereka sehingga kemudian kelompok yang tidak sepaham dengan mereka dianggap sebagai kelompok kafir yang harus dilawan dan dimusnahkan sehingga pemerintah pun dianggap sebagai bughat. Dalam titik-titik semacam ini, tentu akan mudah sekali terjadi percikan-percikan kecil pertikaian antar kelompok di islam sendiri atau dengan kelompok di luar islam yang kemudian bisa dipastikan akan terus membesar menjadi tidak terkendali.
Jika melihat hal itu, sebenarnya pemerintah harus bisa mendekati kelompok-kelompok islam untuk membicarakan dan menegaskan kembali pentingnya menerima dan menghormati perbedaan pendapat dan keyakinan dalam beragama. Apalagi mengingat mereka sangat menjunjung tinggi terhadap semua ajaran islam yang nyata-nyata ada dalam Al Qur’an dan Al Hadits.
Sebagai perwujudan keberagamaan dan upaya menjaga citra islam yang anti kekerasan, semua umat islam pun harus mengembangkan dan menumbuhkan kembali sikap menghormati dan menerima perbedaan pendapat karena hal ini yang akan menjadi cikal bakal Islam yang tidak kaku dan jauh dari sikap kekerasan.
Nah, dakwah pluralis yang dimaknai sebagai dakwah yang bersih dari egoisme pendapat dan keyakinan kelompok dengan menyampaikan keragaman pendapat dalam suatu poin permasalahan dengan memperhatikan banyak teks Al Qur’an dan Al Hadits, bisa menjadi ujung tombak dalam menata umat dan membuang kesempatan pada kelompok (terlanjur) radikal untuk bergerak dan meregenerasi kelompok mereka. Diterima atau tidak, toh kenyataan banyaknya aksi radikalisme yang berwujud aksi terorisme sekarang juga lebih diakibatkan egoisme berpendapat yang berakhir dengan pemaksaan sekelompok  islam agar semua umat islam mengakui dan menjalankan pendapat serta keyakinan mereka khusunya dalam masalah jihad dan penerapan ideologi dan syariat islam di Negara yang berideologi Pancasila.

Mau belanja barang Online? Semua ada Di Lazada.co.id dan bisa bayar setelah barang diantar. Klik di bawah ya... Bayarnya sama tapi ngasih saya penghasilan.

Get notifications from this blog