NORMAN, THANK YOU!!!
Seluruh rakyat Indonesia saat hebohnya video lipsing Norman Kamaru,
bisa dipastikan sedang demam Norman sang polisi “lipsing” India. Bukan hanya
karena gaya kocaknya di video, tapi juga karena kelebihannya dalam menghapal
seluruh gerak sang penyanyi asli. Dan tidak hanya sampai di situ, ternyata
setelah melanglang dunia televisi karena banyaknya animo masyarakat
terhadapnya, public mengetahui bahwa
suara dan gaya panggungnya ternyata betul-betul layak untuk bekal menjadi
penyanyi.
Fantastis memang, masyarakat yang tadinya
tidak suka musik india pun menjadi ikut-ikutan hapal lagu yang dilipsingkannya.
Padahal biasanya masyarakat yang terlanjur anti terhadap nyanyian India,
jangankan untuk menyanyikannya, untuk mendengarkannya pun mereka merasa dan
terlihat risih.
Sebagai seorang pengajar, selayaknya semua
guru berterima kasih kepada Norman karena jasanya mengingatkan kita bahwa
sebenarnya tidak ada hal yang tidak mungkin, yang ada hanyalah belum dicoba.
Masih ingatkah anda pernyataan Sang Nourma(?) dalam Dwilogi Andrea hirata yang berjudul Padang
Bulan dan Cinta di Dalam gelas “Berikan kepadaku hal yang tidak mungkin
untuk saya coba!”?, ungkapan yang hebat yang menggambarkan keyakinan teguh jiwa
dalam karakter Nourma.
Ya, dalam belajar mengajar yang tentunya
membutuhkan tenaga dan pikiran ekstra. Ada baiknya kita merenungkan kembali
cara mengajar kita yang mungkin belum ke tahap “cukup” sebagai pengajar yang
baik. Sudah enjoykah murid anda ketika
belajar di kelas dengan anda sebagai guru mereka? Sudah tercapaikah target pembelajaran dengan cara dan media pengajaran
anda selama ini? Sudah belajarkah murid kita tanpa kita suruh? Atau
jangan-jangan kita suruh pun mereka tidak belajar?
Sebagai contoh, ketika dihadapkan pada
pilihan antara pembelajaran yang menggunakan media interaktif dan pembelajaran yang konvensional (menulis
dan memahami(?)), akankah seorang murid akan menjatuhkan pilihan pada
pembelajaran konvensional? Saya yakin
hanya sedikit yang menjawab ya, untuk menghindari memastikan tidak ada yang
menjawab ya.
Dan, jika pembelajaran dengan bentuk
sedemikian rupa dan media yang
menyenangkan sudah berjalan dengan baik, akan sangat kecil kemungkinan
terjadi masalah anak jarang masuk, nilai yang kurang, anak menanyakan pulangnya
masih lama tidak. Biar bagaimana pun, norman telah memberikan contoh, bagaimana
membuat orang hapal lagu india sedang mereka termasuk yang alergi nyanyian
india.
Sekaranglah tanpa menunggu besok, kita buat
murid kita merasa senang di kelas, merindukan waktu pagi agar bisa ketemu
dengan guru dan belajar dikelas, belajar tanpa disuruh, menghapal tanpa tagihan
hapalan, memahami tanpa menunggu dipahamkan guru. Kita buat murid kita seperti
orang yang tidak suka nyanyian india tapi kemudian mereka hapal di luar kepala.
Saatnya Indonesia maju!!!! Saatnya pendidikan kita maju!!!
Get notifications from this blog