√ NATAL DAN PENDIDIKAN - KANG INU



Senin, 24 Desember 2012

NATAL DAN PENDIDIKAN

Hari ini, umat Kristen dan Katolik merayakan salah satu hari penting dan bersejarah bagi mereka. Meski masih diperbincangkan karena keabsahan tanggal 25 ini dipertanyakan banyak pihak mengingat sejarah Natal itu sendiri, yang jelas sudah menjadi consensus mereka tanggal 25 ini sebagai tanggal dan hari resmi peringatan kelahiran Nabiyullah Isa AS atau yang mereka sebut dengan Yesus Kristus.
 Tapi bukan itu yang hendak kita bicarakan, yang akan kita bicarakan di sini adalah memaknai natal sebagai kalimat yang berarti kelahiran secara umum, bukan Natal yang yang dikenal masyarakat umum yang dijadikan lebaran bagi umat Kristiani.
Natal memang berarti Harlah atau Milad dalam versi arab. Yang jelas, kata natal berarti kelahiran yang berarti hari Natal adalah peringatan hari kelahiran. Sebagai umat Islam yang mengistimewakan Ilmu dan belajar sebagai hal yang bersifat Ibadah, kelahiran adalah momen atau saat yang sangat penting untuk untuk mengawali proses pendidikan untuk membentuk pribadi-pribadi muslim yang bertaqwa dan smart sebagai generasi Khoiru Ummah.
Banyak riwayat yang menyebutkan tentang disunnahkannya melantunkan“ Adzan dan Iqomat” di telinga bayi-bayi yang baru lahir. Itu bukanlah ritual tanpa makna, melainkan sebuah bentuk pengenalan awal pada Islam dan Iman kepada Allah SWT sebelum mereka mendengar dan mengenal hal lain yang beraneka ragam yang pasti akan mereka temui di dunia.
Salah satu hadits yang begitu familiar dan popular serta dihapal oleh kalangan pendidikan baik guru atau murid adalah hadits “Uthlubul ‘ilma minal mahdi ila allahdi”, tuntutlah ilmu dari ayunan hingga masuk liang kubur. Jelas sekali hadits itu memerintahkan pelaksanaan proses pendidikan mulai seorang bayi lahir hingga dia menghembuskan nafas yang terakhir.
Pendidikan saat bayi bias diartikan sebagai pendidikan dengan bentuk pengenalan dan pembiasaan meski baru taraf pembiasaan melihat dan mendengar suatu hal. Dalam hal ini, bayi bias kita ajak berbicara tentang Allah SWT, Nabi dan RasulNya, Islam dan Iman dan semua pembicaraan yang harus merka ketahui meskipun mereka baru sebatas mendengar tanpa bias menjawab, karena membiasakan berbicara dengan bayi apalagi tentang keislaman dan keimanan disamping merupakan bentuk pengenalan kita pada Agama juga merupakan bentuk pembelajaran dan berlatih berbicara.
Di samping itu, pembiasaan mengucap bismilllah di awal melakukan kegiatan khususnya kegiatan yang berhubungan dengan bayi seperti akan menyusui, menggendong atau member makan juga hal yang sanagat penting agar mereka nanti meniru kebiasaan-kebiasaan yang tiap hari mereka saksikan dan mereka dengar. Bukankah para ahli juga sudah menyimpulkan bahwa anak-anak apalagi bayi saat usia 0- 3 tahun adalah peniru yang baik yang berarti mereka akan selalu meniru apa saja yang mereka ketahui. Banyak kebiasaan-kebiasaan yang baik yang bias diterapkan untuk mereka seperti minum dan makan dengan tangan kanan, berbicara pelan dan tidak membentak, menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan selalu cuci tangan dan menyapu, dan banyak hal lain yang bias diterapkan.
Terakhir, untuk penutup tulisan pendek ini, semua hal diatas sekali lagi harus kita yakini sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT untuk semakin menguatkan dan memaksimalkan semangat  dalam mendidik mereka. Karena, mendidik mereka bukanlah hal mudah dan sepele, tetapi hal besar yang tidak mudah yang berarti membutuhkan tenaga ekstra dan niat yang kuat. So, selamat berjuang dan sukses untuk kita!!!

Get notifications from this blog