√ RENUNGAN ISRA MI'RAJ - KANG INU



Kamis, 06 Juni 2013

RENUNGAN ISRA MI'RAJ

Sudah menjadi wawasan bersama bahwa shalat sebagai ibadah pertama yang dilihat (periksa) oleh Allah dan dijadikannya sebagai patokan keseluruhan amal ibadah manusia di dunia( Awwalu Ma Yuhaasabu bihi Al 'abdu, As Sholaat. Fain Soluhat, Soluha sairu 'amalihi), sehingga bisa dikatakan bahwa Shalat adalah kunci dan barometer amal ibadah seseorang. Kemarin, kamis 06 Juni 2013, tepat tanggal 27 rajab umat islam di seluruh belahan dunia sedang memperingati hari saat Muhammad SAW sekitar 1430 tahun lalu mendapat perintah untuk melakukan Isra mi'raj dan mendapat perintah shalat 5 kali sehari.
Dalam memperingati Isra mi'raj, orang akan berbeda cara dan berbeda aksi. Tergantung wilayah masing dan kelompok masing. Di sekolah-sekolah ada pengajian dengan berbagai lomba, di kampung-kampung ada pengajian akbar, di kantor-kantor pun kalau manajer atau direkturnya muslim taat biasanya ikut meramaikan dengan mengundang penceramah sebagai siraman rohani yang jarang sekali di lakukan oleh pekerja kantor yang disibukan dengan pekerjaan mereka.
Sebenarnya, jika merunut bahwa inti dari Isra mi'raj adalah perintah shalat, maka yang terbaik untuk memeringatinya adalah dengan hal-hal yang mendukung tercapainya pelaksanaan shalat yang baik, bisa dengan lomba shalat untuk anak, pengajian yang membahas shalat yang benar, latihan Shalat khusyu dan banyak hal lain.
Terlepas dari itu, shalat sebagai simbol ibadah yang berhubungan dengan Allah sebagai mana yang difirmankan Allah pada surat Albayyinah ayat ke-5 selayaknya kita perhatikan dan kita laksanakan dengan maksimal.
Wama Umiruu illa liya’budullah mukhlisiina lahuddiina hunafa’a wayuqimus sholaata wayu’tuzzakaata wadzalika diinul qoyyimah
(Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus)
Jelas sekali pada ayat itu, Allah mencontohkan dua macam ketaatan padanya dengan Shalat sebagai simbol Hablum minallah atau hubungan vertikal manusia dengan Rabb-nya dan Zakat sebagai simbol Hablum minannasi atau hubungan horizontal manusia dengan sesamanya.
Memaksimalkan shalat memang bukan hal mudah, jangankan orang yang pekerjaan sehari-harinya bergelut dengan sesuatu yang kotor sehingga menyulitkan Wudlu yang menjadi syarat mutlak atau yang rumah atau kantornya jauh, yang mudah dan bahkan tetanga masjid sendiri seringkali dengan alasan sibuk akhirnya tidak ikut dan lebih parah lagi sering kali meninggalkan Shalat tanpa berfikir banyak sisi wajib dan dosa orang yang tidak mengerjakannya.
Meski Shalat bukanlah hal mudah, tapi bukan berarti kita tidak bisa melaksanakannya. Kita sudah diberi kemampuan Allah dengan Fisik dan Akal pikiran yang sempurna. Kita sudah ada di jaman yang canggih sehingga kita bias memanfaatkan kemajuan itu untuk Ikhtiar menyempurnakan Shalat kita. HP, komputer  entah laptop atau PC dan semua Gadget sudah menyediakan teknologi alarm yang bisa kita nyalakan untuk membangunkan atau sebagai pengingat waktu Shalat. Dan masih banyak hal lain yang bias kerjakan, hanya dengan Syarat ada kemauan dan keinginan serta langkah kongkrit sebagai perwujudan keinginan kita.
Masih sulit? mengingat dosa dan adzab untuk orang yang meninggalkan Shalat, mungkin alternatif terakhir jika kita masih kesulitan untuk menyempurnakan Shalat kita. Bukankah kita sudah mendengar riwayat yang menceritakan bahwa saat Isra mi'raj-Nya, Rasulullah melihat seseorang yang memukul kepalanya sendiri sampai hancur yang ternyata kemudian kepala itu utuh lagi dan dipukulnya lagi kemudian utuh lagi dan begitu terus seterusnya yang kemudian rasul akhirnya bertanya pada malaikat siapa gerangan orang tersebut dan dijawab oleh malaikat bahwa orang tersebut adalah gambaran adzab orang yang meninggalkan Shalat. Riwayat itu juga menegaskan bahwa shalat adalah Ro'su kulli ibadah atau kepala dari semua ibadah sebagaimana hadits rasul, sehingga orang yang meninggalkan shalat sama saja dengan menghancurkan kepalanya.
Mari, mumpung masih mampu dan ada waktu, kita sempurnakan Shalat kita. As shalat, As Shalat, As Shalat……

Get notifications from this blog