√ KONTROVERSI SI TANGGUH SUSI - KANG INU



Senin, 03 November 2014

KONTROVERSI SI TANGGUH SUSI

Semenjak pengumuman Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK, siapa yang tidak kenal dengan sosok Susi Pudjiastuti. Jangankan di dunia Neters, ibu-ibu di pasar pun sekarang mengenal sosok kelahiran pngandaran itu. Meski mengenalnya dengan cara pandang yang berbeda, yang jelas beliau sekarang lebih dikenal daripada sosok menteri lainnya.
Yah, ada mengenalnya hanya sebatas pribadi perokok berat dan bertato, dan ada yang melihatnya sebagai sosok pekerja keras dan gila kerja. Yang jelas, beliau lebih terkenal karena sisi wanita yang berani merokok di area publik dan wanita yang diangkat menjadi menteri yang bertato.
Disinilah awal mula kontroversinya yang melahirkan hujatan dan cacian padanya dan pada presiden Jokowi yang semula sedikit berkurang setelah pengumuman presiden. Yah maklum, mudahnya informasi disebarkan khususnya lewat Media Sosial menjadikan berita ini seperti wabah Ebola yang dengan mudah menyebar di seantoro afrika sana.
Sebenarnya berbicara tentang sosok beliau itu sangat luas, begini saja, ketika di tengah jalan ada seseorang yang tiba-tiba sepeda motornya bocor entah kena paku atau apa, apa seharusnya yang dilakukannya? Yah, bahkan orang gila (?) pun akan tahu dia harus ke TEMPAT TAMBAL BAN. Meskipun sebenarnya semua orang punya kemampuan untuk menambal, tapi pasti tetap akan pergi ke tambal ban, tidak peduli dia itu pakai baju oblong atau telanjang dada, berjenggot atau tidak, Shalat atau tidak, bertato atau tidak. Yah, logika sederhana itu berangkat dari kesepakatan umum bahwa ‘serahkan pekerjaan pada ahlinya’.
Pun demikian dengan bapak Jokowi, menurut hemat penulis, beliau ingin dan sudah seharusnya menyerahkan pekerjaan besar itu pada beliau yang memiliki Track record yang bagus dalam bidang itu, tidak peduli dia itu merokok atau tidak, bertato atau tidak, meski sebenarnya bisa saja pekerjaan itu diberikan ada sosok yang lain yang lebih sedap{?} dipandang mata (Tidak bertato dan merokok ) tapi dengan catatan pekerjaan itu akan mungkin lebih bisa dikerjakan oleh Susi disbanding oleh yang lain, sama seperti bahwa semua orang pun bisa menambal ban.
Yah, sebuah keharusan, meski memang sebaiknya jika melihat Tradisi dan Kultur serta masyarakat mayoritas Indonesia yang memandang jelek terhadap rokok dan tato. Tapi yang perlu digarisbawahi bahwa ini sebuah pekerjaan besar yang memerlukan tangan yang ahli dan kompeten dibidangnya, meski akan lebih indah jika nanti beliau ibu Susi betul betul bisa menghentikan kebiasaannya merokok (menurut berita sekarang beliau sudah sedikit demi sedikit mengurangi) dan menghilangkan tatonya. Yang jelas, sosok beliau adalah sosok hebat dengan sepak terjangnya dan dianggap sebagai pribadi yang baik dimata orang disekelilingnya dan termasuk salah satu yang berbakti pada orang tuanya (Tahu kan bapak jokowi pernah memposting ibu susi sedang menggendong Ibunya?).
Akhirnya, semuanya masih sebatas Seharusnya dan Sebaiknya yang seperti makan buah simalakama. Kita ikuti saja sambil berbaik sangka dan terus berdoa untuk kebaikan Indonesia secara keseluruhan dan ibu Susi pada khususnya. Toh takdir Allah itu misteri, siapa berani memastikan beliau nanti tidak lebih baik dari kita pada sisi kereligiusannya atau paling tidak kalau dia bekerja dengan baik itu akan sangat-sangat lebih besar pahalanya daripada apa yang sudah kita kerjakan dibawah mengingat efek yang lebih besar daripada efek pekerjaan yang kita lakukan.
Selamat bekerja bu Susi, yakinlah kami hanya baru melihat sedikit dari sisi hidupmu…

Get notifications from this blog